Selasa, 06 November 2018

MAJAS Epifora


Majas Epifora
Majas epifora adalah cara melukiskan sesuatu dengan menyamakannya dengan sesuatu yang lain yang disebut sebagai kiasan. Dalam bahasa Indonesia terdapat banyak macam-macam majas, diantaranya macam-macam perbandingan, macam-macam pertentangan, macam-macam majas sindiran, macam-macam majas penegasan dan macam-macam majas perulangan. Dan salah satu dari majas perulangan ini adalah majas epifora yang akan kita bahas kali ini. Majas epifora adalah majas repetisi yang berupa perulangan kata pada akhir baris atau kalimatnya secara berurutan.
Contoh Majas Epifora dalam kalimat :
1.     Yang pulang, pulang juga. Orang ramai, mengalir juga. Pekik sorak, bersahut juga.
2.     Cintaku hanya untuk kamu, ku tak bisa hidup tanpa kamu, ku ingin tetap bersama kamu.
3.     Lepaskan aku. Bebaskan aku. Merdekakan aku.
4.     Biarkan aku mencarinya, bebaskan aku mencarinya, izinkan aku mencarinya.
5.     Aku datang ketika kau tidur, ibu pulang ketika kau tidur, dan aku pergi kau masih tetap tidur.
6.     Kalau kau mau, aku akan datang. Jika kau berkenan, aku akan datang. Bila kau minta, aku akan datang.
7.     Sungguh aku menyayangimu, tidak akan berhenti menyayangimu, dan akan terus menyayangimu.
8.     Di pagi hari Ayah meminum kopi, di malam hari Ayah juga minum kopi, bahkan saat hujan pun Ayah pasti meminum kopi.
9.     Tunggulah aku sebab aku akan datang, nantikan aku karena aku akan datang, jangan pergi dulu karena aku akan datang.
10.                        Izinkanlah aku bertamasya, jangan halangiku bertamasya, karena aku ingin sekali bertamasya.
11.                        Bagikan itu kepadanya, berikan itu kepadanya, hadiahkan itu kepadanya.
Selain majas epifora, beberapa majas perulangan lainnya yang dapat menjadi referensi pembaca, diantaranya majas aliterasi, contoh majas pleonasme, majas antanaklasis, majas repetisi dan majas paralelisme. Semoga bermanfaat.

Majas Aliterasi adalah majas yang tersusun dari perulangan bunyi konsonan dari kata-kata yang berurutan. Perulangan ini terdiri dari dua ataupun tiga perulangan. Selain itu, majas ini juga mengajak kita untuk mendengar dan merasakan isi hati si penulis. Biasanya majas ini terdapat dalam puisi karena bahasa yang digunakan mengandung makna kiasan yang hanya bisa dimengerti melalui perasaan dan penghayatan. Bahasanya yang puitis membuat hati pembaca tersentuh seolah-olah merasakan apa yang dirasakan oleh si penulis. Dalam macam macam majas, majas aliterasi ini masuk dalam salah satu kategori majas repetisi. Dibawah ini contoh dari majas aliterasi.
·  Langit biru lautan hati berderu
·  Deru debu surutkan langkah
·  Hati senang hari-hari pun terasa ringan
·  Salam sentosa seluruh insan dunia
·  Rindang hutan hujan segarkan dunia
·  Hembusan angin membawa helaian pesan
·  Bunga mekar menyibak indah
·  Hitam kelam kelabu dunia luar
·  Haru biru hati berbisik
·  Tahu arah tahu tujuan tidak akan salah
·  Hitung waktu hingga berhenti
·  Dalam taman kita berdua, kau kembang aku kumbang.

Sajak Asonansi
Asonansi adalah pengulangan suara vokal untuk membuat rima internal dalam frasa atau kalimat, dan bersama-sama dengan aliterasi dan konsonansi berfungsi sebagai salah satu blok bangunan sajak. Asonansi tidak harus sajak; identitas yang tergantung hanya pada urutan vokal dan suara konsonan. Dengan demikian, asonansi adalah kemiripan dari unit yang umumnya kurang dari suku kata. Asonansi lebih sering terjadi pada sajak daripada dalam bentuk prosa.
Conton :
1.     Di depanku kau menangis tersedu tak tahu malu
2.     Bersama luka dan duka kita rasa.
3.     Mawar berduka, kita lepas luka.
4.     Bersama lara kau lepas tertawa.
5.     Gelap kau dekap sebelum dingin meresap.
6.     Aku, engkau dan dia, memang gila memang beda.
7.     Ketika malam sendu, aku tiba-tiba merindu.
Pengertian Majas Repetisi
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, repetisi berarti pengulangan. Sedangkan majas repetisi adalah gaya bahasa yang menggunakan pengulangan kata, frasa, atau klausa yang sama dalam suatu kalimat. Pengulangan kata dalam gaya bahasa ini bertujuan untuk menegaskan hal atau maksud yang hendak disampaikan.
Macam Macam Majas Repetisi
Majas repetisi dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
1. Anafora
Majas anafora adalah majas repetisi dengan pengulangan kata, frasa, atau klausa pada bagian awal suatu kalimat, atau setelah tanda koma pada satu kalimat.
Contoh:
  • Ibuku, kaulah penyemangat dalam hidupku.
    • Ibuku, kaulah alasanku meraih kesuksesan.
    • Ibuku, apapun akan aku lakukan untukmu.
  Kata yang diulang adalah “ibuku”.
  • Memberi tak harus berupa materi, memberi dapat berupa perhatian ataupun tenaga.
  • Pesonamu tak lagi seindah pertama kali kita bertemu, pesonamu pudar seiring keangkuhanmu, pesonamu hanya sekejap mata.
2. Epistrofa / epifora
Majas epistrofa disebut juga sebagai majas epifora. Pengulangan kata, frasa, atau klausa terjadi pada bagian akhir suatu kalimat.
Contoh:
  • Biarkanlah aku menghujaninya dengan kata-kata tajam. Karena yang selalu ia lakukan ke ibunya adalah mengeluarkan kata-kata tajam.
  Frasa “kata-kata tajam” adalah bagian kalimat yang diulang.
  • Segelas teh kau biarkan. Secangkir kopi kau biarkan. Sepiring nasi kau biarkan. Aku tak tahu ada apa dengan kau.
3. Simploke
Majas simploke adalah majas repetisi dengan pengulangan kata, frasa, atau klausa terjadi pada bagian awal dan bagian akhir suatu kalimat.
Contoh:
  • Kau bilang ibumu merepotkanmu, aku bilang kau keterlaluan.
    • Kau bilang ibumu mengganggumu, aku bilang kau keterlaluan.
  • Aku membawa selusin gelas, tidak ada yang pecah.
    • Aku membawa selusin piring, tidak ada yang pecah.
    • Aku membawa selusin mangkok, tidak ada yang pecah.
4. Mesodiplosis
Majas mesodiplosis adalah majas repetisi dengan pengulangan kata, frasa, atau klausa terjadi pada bagian tengah suatu kalimat.
Contoh:
  • Keringatmu yang terus mengucur, kakimu yang terus melangkah, bibirmu yang terus berdzikir, semua hanya kau lakukan untukku.
   Pada kalimat tersebut, pengulangan terjadi pada frasa “yang terus”.
  • Setiap pagi ayah berdzikir, tengah hari juga berdzikir, sore hari tidak pernah lupa untuk berdzikir, dan tidak tidur tanpa berdzikir.
  Pengulangan terjadi pada kata “berdzikir”.

5. Epanalepsis
Majas epanalepsis adalah majas repetisi yang memuat pengulangan kata pertama pada bagian akhir suatu kalimat.
Contoh:
  • Kita pergunakan kesempatan yang ada untuk menata masa depan kita.
  Kata “kita” ada di awal dan akhir paragraf.
6. Anadiplosis
Majas anadiplosis adalah majas repetisi yang memuat pengulangan kata, frasa, atau klausa terakhir kalimat pertama menjadi kata, frasa, atau klausa dari kalimat berikutnya.
Contoh:
  • Di dalam rumah ada kamar, dalam kamar ada almari, dalam almari ada tumpukan baju.
7. Epizeukis
Majas epizeukis adalah majas yang memuat pengulangan kata secara berturut-turut dalam sebuah kalimat.
Contoh:
  • Ketika aku masuk kamar hanya melihat baju yang berantakan, berantakan karena emosiku tadi pagi.
   Kata “berantakan” adalah kata yang diulang.
  • Ibu yang selalu bisa meredam amarahku, amarahku terhadap segala hal yang tidak kusukai.
   Kata “amarahku” adalah kata yang diulang.
8. Tautotes
Majas tautotes adalah majas dengan pengulangan kata yang berulang-ulang dalam sebuah konstruksi.
Contoh:
  • Kau memukuli dia, dia memukuli kau, kau dan dia tidak ada bedanya.
Contoh Majas Repetisi
Berikut disajikan beragam contoh majas repetisi:

1.     Ibulah yang selalu kubutuhkan, ibulah yang selalu kuinginkan, ibulah yang selalu
2.     Marilah kita cintai produk bangsa, marilah kita cintai keberagaman suku, marilah kita cintai keberagaman bangsa.
3.     Dia terus belajar, belajar, dan belajar demi lulus dengan nilai terbaik.
4.     Setiap hari, setiap jam, setiap menit, setiap detik aku selalu memikirkan amarah ibu kepadaku.
5.     Keindahan dunia membuatku terlena, keindahan dunia memalingkan tujuan hidupku, keindahan dunia membuat aku menyakiti orang-orang disekitarku.
6.     Dia selalu memprotes pekerjaanku, kurang ini lah, kurang itulah, kurang rapi lah, kurang teliti lah, aku tidak suka mendengarnya.
7.     Selama sakit dia selalu saja memanggil ibu, ibu, dan ibu dalam tidurnya.
8.     Para peserta aksi selalu meneriakkan Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
9.     Ayah, ayah, dan ayah saja yang terus muncul di dalam benakku. Aku selalu teringat bagaimana aku berteriak kasar kepada beliau.
10.                        Polisi terus menggalakkan razia kelengkapan surat kendaraan bermotot, razia senjata tajam, razia obat-obatan terlarang di setiap sudut kota.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar